Perhitungan Gangguan 2 Fasa

Bila pada sistem tiga fasa, dua fasanya dibebani suatu impedansi Z pada masing-masing fasanya kemudian dihubungkan pada ujung yang lain sehingga membentuk sambungan beban dua fasa seperti pada gambar berikut ini:

Misalkan impedansi Z dimaksud terhubung pada fasa A dan B


Pada gambar diatas jelas bahwa arus yang mengalir pada rangkaian tertutup adalah  di fasa A mengalir arus IA , di fasa B mengalir arus IB dimana IA =IB, dengan sumber tegangan fasa A-B yang besarnya  EAB = J3 * EA.

Kalau kita perhatikan arus IA (yang mengalir di impedansi Z) keluar dari fasa A urutannya sama dengan urutan ggl fasa A (positif) sehingga impedansi Z yang menghambat aliran arus itu dapat disebut dengan impedansi urutan positif (Z1), sementara IB yang mengalir kembali kesumber (lewat impedansi Z di fasa B) terlihat melawan urutan ggl yang dibangkitkan difasa B (negatif), sehingga boleh kita katakan bahwa impedansi yang menghambat aliran arus difasa B disebut dengan impedansi urutan negatif (Z2, impedansi yang melawan urutan ggl yang dibangkitkan difasa B).



Hubungan impedansi Z1 dan Z2  didalam rangkaian diatas adalah terseri, sehingga besarnya impedansi yang menghubungkan antara fasa A dan B adalah sebesar Z1 + Z2.

Sehingga arus yang mengalir antara fasa A dan B itu dihitung dengan rumus sederhana satu fasa adalah sebagai berikut,

I = EAB / Z1 + Z2

Kalau impedansi Z1  yang tersambung di fasa A dan Z2 yang tersambung di fasa B merupakan impedansi didalam jaringan dan diujung impedansi itu dihubungkan langsung, maka terbentuklah suatu sistem tiga fasa yang sedang mengalami gangguan hubung singkat dua fasa.

Dengan berpedoman seperti uraian diatas, maka arus gangguan dua fasa dapat dihitung dengan menggunakan rumus tersebut yaitu ;



Impedansi Z1 dan Z2 adalah impedansi urutan positif dan impedansi  urutan negatif dari seluruh impedansi masing-masing urutan didalam sistem, baik yang tersambung seri dan atau paralel yang disederhanakan menjadi impedansi ekivalen urutan positif dan impedansi ekivalen urutan negatif.

Sumber : Materi Diklat Analisa Sistem Tenaga - PLN Coorporate University
Previous
Next Post »